Logo Produk Tidak Penting
Jika Anda pernah menghabiskan waktu untuk membuat sesuatu atau mendesain ulang suatu logo produk untuk perusahaan Anda, angkat tangan Anda. Jangan khawatir, tidak satu pun di Starbucks yang akan menyadarinya.
Cobalah ingat, rapat berjam-jam yang berulang kali membahas detail-detail kecil, menentukan warna biru mana yang lebih baik merepresentasikan pernyataan tujuan perusahaan Anda atau memilih satu atau dua jenis huruf yang seuai. Anda tidak akan pernah mendapatkan kembali masa-masa seperti itu lagi dalam hidup Anda.
Kami disini untuk memberi tahu Anda satu rahasia kecil: logo produk tidak penting. Dan logo tentu saja bukanlah awal dan akhir dari branding. Kita menghabiskan banyak waktu dan uang pada logo, tetapi brand tidak berada di tangan kita; brand milik pasar kita. Brand Anda berubah dengan masing-masing interaksi–hubungan yang hidup dan bernapas antara Anda dengan dunia.
Fokus Pada Cerita Di Balik Suatu Logo Produk
Mari kita bayangkan dua logo produk. Logo pertama adalah sebuah apel dengan potongan gigitan. Anda bisa melihatnya, dan bahkan Anda bisa memegangnya di tangan Anda saat sedang membaca buku ini. Ketika Anda membayangkan logo tersebut, Anda akan memikirkan dua hal: pengalaman yang paling baru dan yang paling ekstrem (baik atau buruk) yang pernah Anda miliki dengan perusahaan tersebut. Bagi kami, memikirkan bagaimana hebatnya laptop yang kami gunakan untuk menulis bab ini (pengalaman paling baru), dan tentang saat-saat di mana brand tersebut menggantikan telepon genggam Alison di mana pun dia menjatuhkannya (pengalaman paling ekstrem).
Logo kedua yang ingin kami ingin Anda bayangkan adalah suatu lingkaran, di dalamnya Anda akan menemukan huruf V dan W. Ketika Anda melihatnya, Anda bisa saja membayangkan mobil yang Anda kendarai ke Starbucks, dan Anda mungkin saja mengingat bagaimana perusahaan yang memiliki logo tersebut sudah berakhir karena telah melakukan penipuan pasar dan pencemaran lingkungan dalam skala global. Belum lagi, kasus asap yang rasanya tidak perlu di tambahkan ke dalam daftar.
Itulah branding, dan Anda akan menyadari bahwa branding tidak ada hubungannya dengan buah apel atau huruf-huruf yang dibentuk dengan sangat cermat. Apabila bekas gigitannya dipindahkan ke sisi sebelahnya atau warnanya diubah, pemahaman kita terhadap brand tersebut masih tetap sama. Kita menyukai logo karena logo dapat kita kendalikan sesuai dengan keinginan kita, tetapi branding di era disruftif tidak dapat kita kendalikan.
Pelajarang yang dapat kita ambil dari Apple dan Volkswagen adalah bahwa satu logo haruslah jelas dan ringkas serta tidak menyinggung. Logo produk harus didesain oleh desainer, bukan oleh sekelompok orang yang bahkan tidak bisa berpakaian secara pantas bersama-sama. Suatu logo haruslah konsisten sehingga dapat mengingatkan orang-orang kepada bisnis bagus yang telah Anda investasikan banyak waktu dan uang Anda dalam persiapannya. Anda tidak bisa mendesain kembali untuk menyelesaikan masalah Anda, dan sebaikanya Anda tidak mencobanya. Sebaliknya, fokuslah pada cerita yang ada di balik suatu logo–ceritakan pengalaman positif yang terjadi baru-baru ini dan pengalaman “wow” sepanjang masa untuk menyenangkan dan membawa pasar Anda pada kenyamanan dan loyalitas.
No comments yet.
Add your comment